Tayang di Koran Pagi WAWASAN_Senin Wage, 16 September 2019_halaman 2
"Catur Penumbuh Prestasi Akademik Siswa"
Oleh: Sujono Yusuf, S.Pd
Usia emas atau yang biasa disebut dengan golden age merupakan masa-masa yang paling penting untuk anak dan masa tersebut tidak mungkin untuk diulangi lagi. Pengoptimalan dalam mendidik anak harus dimaksimalkan sepenuh hati, jangan setengah-setengah baik oleh orangtua maupun guru untuk dapat menyerap sebaik-baiknya pelajaran di sekolah.
Meski sibuk berlatih, bermain, dan juga mengaji Padang (11) sapaan akrabnya, keterampilannya mengolah formasi bidak catur tidak mengurangi nilai pelajarannya di sekolah, justru menambah semangat belajarnya. Prinsip hidup ini tertanam kuat pada sanubari Padang, berkat didikan keras ayahnya, kesibukannya dalam berlatih catur yang banyak menguras energi itu, ternyata tidak mengurangi prestasi belajarnya untuk menjadi juara kelas. Kerasnya pola didikan dan pembinaan dari orangtua dan guru yang disiplin, kemudian membentuk wataknya agar tetap menjaga prestasi di sekolah.
Permainan catur sendiri dewasa ini bukanlah hanya permainan pengisi waktu santai, akan tetapi permainan catur adalah salah satu jenis permainan pikiran yang banyak sekali kejuaraannya. Artinya jika seseorang menguasai permainan catur maka dapat mengukir prestasi yang tinggi dari olahraga catur tersebut. Grand Master (GM) merupakan sebutan untuk seorang juara catur yang telah tercatat secara global.
Muhammad Padang Pinayungan nama lengkapnya, siswa kelas 5 SDN Poncoruso Kecamatan Bawen tempat penulis mengajar, adalah salah satu dari puluhan peserta yang beradu strategi pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN-XII) SD/MI Cabang Olahraga Catur Tingkat Kabupaten Semarang Tahun 2019, yang akhirnya sukses meraih Juara 1 Cabor Catur Putra yang diikuti oleh atlet-atlet catur perwakilan dari masing-masing kecamatan di seluruh Kabupaten Semarang. Tahun sebelumnya, juga berhasil menjadi Juara 2 pada KEJURKAB Catur Putra Tingkat Kabupaten Semarang bulan September 2018.
“Olahraga catur adalah permainan yang identik dengan nilai filosofi yang sangat membantu perkembangan kecerdasan anak,” ujar Didie Yunanton, S.Pd.,WNP.,PD wasit pada Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN-XII) SD/MI Cabang Olahraga Catur Tingkat Kabupaten Semarang Tahun 2019 tersebut. Bermain catur mengajarkan pada anak untuk memperhitungkan setiap langkah atau keputusan yang diambil. Berfikir itu tidak boleh hanya untuk satu langkah saja, tetapi juga harus lebih berpikir jauh ke depan.
Skak Mat
Di tahun yang sama pula, Padang bersama dua temannya mewakili SDN Poncoruso berhasil sukses meraih Juara 1 Lomba Cerdas Cermat LCC (SD/MI) Tingkat Kecamatan Bawen, yang dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2019. Itulah salah satu bukti bahwa olahraga catur dapat membantu perkembangan kecerdasan anak. Berikut adalah manfaat besar mengenalkan permainan catur kepada anak seperti yang dilansir oleh sheknows.com.
Pertama, berpikir kritis. Bermain catur memerlukan keterampilan berpikir kritis. Anak harus bisa berpikir beberapa langkah ke depan sebelum pindah. Kadang-kadang sebagai orang tua, kita memanjakan anak dan berpikir untuk mereka. Jika kita memiliki masalah untuk menarik sikap kita yang sudah terlanjur demikian, ajarilah mereka bermain catur yang akan membuat mereka belajar dan berpikir sendiri.
Kedua, meningkatkan kemampuan otak. Ada sesuatu yang disebut dandrit otak yang tumbuh pesat ketika anak terlibat dalam permainan catur.
Ketiga, keterampilan hidup. Dengan catur, anak akan mengembangkan analitis, sitetis dan keterampilan untuk mengambil keputusan, yang dapat ia gunakan di kehidupan nyata.
Keempat, pemikiran yang tinggi. Catur mengharuskan pemainnya berpikir tingkat tinggi, membantu mereka menganalisis tindakan, konsekuensi dan memvisualisasikan kemungkinan masa depan.
Melihat olahraga catur merupakan cabang olahraga yang cukup bergengsi di kabupaten Semarang dan juga sesuatu hal yang sangat istimewa untuk dijadikan sarana mengukir prestasi. Khususnya di SDN Poncoruso Korwil Bidang Pendidikan Kecamatan Bawen tempat penulis mengajar, sedang mengupayakan olahraga catur menjadi salah satu ektrakurikuler di sekolah. Harapannya adalah untuk melahirkan Grand Master-Grand Master (GM) kecil Indonesia di sekolah dasar dan meningkatkan minat bakat seluruh siswa.
FIDE (Federation Internationale Des Eches) adalah organisasi olahraga catur tingkat dunia, hingga kini telah mempunyai anggota sekitar 157 negara termasuk Indonesia. Sedangkan di Indonesia olaraga catur diwadahi oleh PERCASI (Persatuan Catur Seluruh Indonesia). Utut Adianto, Susanto Megaranto dan Maria Luci Ratna Sulistya adalah atlet-atlet catur yang telah mengharumkan nama Indonesia di tingkat Internasional.
Agar dapat bermain catur dengan benar maka perlu mengetahui langkah dari masing-masing buah catur. Bidak melangkah ke depan lurus petak per petak kecuali di lapangan sendiri boleh dua langkah dan memukul lawan dengan posisi serong. Kuda melangkah seperti huruf (L), gajah melangkah selalu diagonal sesuai warna petak yang ditempati, benteng melangkah lurus baik vertikal atau horizontal, menteri bebas melangkah sedangkan raja bebas melangkah tetapi hanya petak per petak.
Secara sederhana peralatan olahraga catur sebenarnya hanya membutuhkan papan catur dan buah catur, sudah cukup untuk berlatih. Prinsip dasar bermain catur adalah membuat raja lawan tidak dapat bergerak atau mempunyai ruang gerak lagi karena semua jalur sudah dikuasai pihak lawan, dalam istilah catur “Skak Mat”.
Sebelum anak menekuni olahraga catur secara nyata maka perlu diadakan sosialisasi permainan catur kepada anak-anak tingkat sekolah dasar secara sederhana agar anak mengenalinya, senang, tertarik dan akhirnya mau berlatih secara intensif.
Ektrakurikuler olahraga catur dapat secara rutin dilaksanakan setiap hari sabtu hari kegiatan pembiasaan siswa di sekolah sebagai pendukung pendidikan karakter.
Penulis, Guru SDN Poncoruso,
Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.